Rentetan Bencana Alam yang Terjadi Pada Awal 2021

Rentetan Bencana Alam di awal tahun ini memang seperti menjadi sebuah kesedihan yang teramat dalam untuk masyarakat Indonesia. Tanah longsor, banjir hingga gunung meletus terjadi di berbagai wilayah Indonesia di bulan Januari tahun 2021 ini.

Kepala BMKG menuturkan bila potensi risiko bencana bisa menjadi semakin meningkat hingga bulan Maret. Kepala BMKG juga memberikan himbauan pada masyarakat agar semakin meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi potensi bencana serta risiko bencana baik dari iklim, cuaca, tsunami atau gempa.

Berbagai macam bencana ini memang bisa dijadikan sebagai pembelajaran tersendiri agar kita terus waspada. Dalam beberapa waktu ini, bencana dipicu oleh hidrometeorologi. Sehingga dampak yang dihasilkan seperti tanah longsor, banjir, gelombang laut hingga cuaca yang berubah menjadi ekstrim.

Selain hidrometeorologi, bencana juga berasal dari faktor geologi. Faktor geologi bencana ini seperti gunung meletus, hingga gempa bumi. Bencana alam dii Indonesia terjadi di berbagai macam wilayah. Berikut berbagai macam bencana alam yang terjadi di bulan Januari tahun ini.

[irp]

Rentetan Bencana Alam Banjir di Berbagai Wilayah

Terdapat berbagai daerah yang terkena bencana banjir seperti Kepulauan Bangka Belitung. Rob dan jumlah curah hujan yang tinggi di Bangka Belitung membuat daerah ini terenda, banjir di tanggal 13 Januari lalu. Dalam bencana ini, 900 rumah terkena dampak banjir. Ketinggian air yang mencapai 1 meter membuat masyarakat sulit beraktivitas seperti biasa.

Kedua, banjir di daerah Bener Meriah, Aceh. Banjir bandang yang melanda Aceh tepatnya di Bener meriah terjadi di tanggal 17 Januari lalu. 7 rumah warga mengalami kerusakan akibat bencana ibni. Selain itu satu unit jembatan juga terputus. Kerusakan rumah terjadi karena timbunan kayu dan air lumpur.

Ketiga, daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Di Kalimantan Barat dan Selatan, ribuan rumah warga, mall hingga sekolah rendam banjir sejak 14 Januari lalu. Selain itu aliran listrik dia 2 provinsi tersebut juga mengalami pemutusan. Peristiwa banjir ini disebabkan karena curah hujan dengan intensitas tinggi.

Rentetan bencana alam banjir berikutnya adalah di daerah Sulawesi Barat, tepatnya di Polewali Mandar. Dalam musibah ini, 5 rumah warga mengalami kerusakan parah yang disebabkan oleh tanah longsor dan banjir dari tanggal 14 Januari. Dari kerusakan rumah tersebut 2 rumah sudah rata dengan tanah.

Kelima, banjir di Kalimantan Utara, tepatnya di Nunukan. Banjir yang berasal dari Malaysia juga menyebabkan Sungai Sembakung, Nunukan meluap. Meluapnya sungai ini menyebabkan 2700 warga terkena imbas banjir. Banjir yang melanda ini bukan hanya menerjang rumah warga, namun juga berbagai macam fasilitas umum seperti perkantoran hingga sekolah.

Keenam, bencana banjir di Maluku utara, tepatnya di Halmahera. Di Halmahera Utara, setidaknya 4 kecamatan terendam banjir dengan tinggi mencapai 1 meter. Hal ini terjadi sesudah 2 sungai besar tidak dapat lagi menampung debit air. 2863 jiwa dilaporkan harus mengungsi. Banjir dipicu oleh angin kencang dan hujan lebat yang melanda di daerah tersebut.

Rentetan Bencana Alam Tanah Longsor

Selain banjir, terdapat daerah yang terkena bencana tanah longsor seperti Batam. Bencana ini melanda di Batam pada 8 Januari lalu. Peristiwa bencana alam ini menyebabkan 3 orang meninggal dunia. Musibah longsor terjadi pada pukul 17.00. Penyebab terjadinya longsor diperkirakan disebabkan oleh hujan deras.

Kedua, tanah longsor di Cianjur. Tingginya curah hujan mengakibatkan bencana tanah longsor di daerah Cianjur, tepatnya di Kecamatan Naringgul di tanggal 10 Januari lalu. Hujan deras dari awal tahun membuat pemerintah memasukkan sebagian wilayah ke dalam zona merah. Longsor sudah dua kali terjadi di daerah selatan.

Ketiga, daerah Sumedang. Rentetan bencana alam tanah longsor juga terjadi di daerah Sumedang. Bencana alam ini menyebabkan puluhan orang tewas dan hilang. Bencana alam ini terjadi di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang. Bencana tanah longsor ini terjadi di pukul 4 sore, dan pukul 7 malam. Akibat dari bencana ini, 1000 jiwa terpaksa mengungsi.

Keempat, daerah Gayo Lues Aceh. Bencana longsor juga menerjang sekolah dasar yang berada di Kabupaten Gayo Lues, lokasi tepatnya berada di Kecamatan Pining. Bencana alam ini terjadi di tanggal 17 Januari lalu. Pemicu dari bencana ini ialah tingginya curah hujan selama beberapa hari. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa namun menyebabkan beberapa kerusakan.

Daftar Gunung yang Meletus pada Awal Tahun 2021

Pertama, Gunung Sinambung. Mengalami erupsi di awal Januari lalu yakni tangga; 4, Gunung Sinambung mengeluarkan kolom abu dengan tinggi 1000 meter. Erupsi tersebut terekam di dalam seismogram dengan maksimal amplitudo 24 mm. Status Siaga level 3 dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu pemerintah juga memberi himbauan agar tidak mendekat dalam radius 3 km.

Kedua, Gunung Semeru. Akibat erupsi dari Gunung Semeru yang terjadi pada tanggal 16 lalu, 5 kecamatan mengalami hujan abu. Status waspada level 2 sudah dikeluarkan oleh pemerintah, karena adanya potensi bahaya erupsi seperti guguran batuan dan awan panas. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa.

[irp]

Rentetan Bencana Alam Gempa Bumi

Pertama, gempa bumi di Sulawesi Barat. Gempa bumi yang berada di Sulawesi Barat memporakporandakan daerah Majene dan Mamuji. Gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat memiliki kekuatan 6.2 dan membuat dua daerah tersebut porak poranda, ratusan orang terluka dan 91 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Gempa bumi tersebut berpusat 4 kilometer Barat Laut Majene berkedalaman 10 km, serta tidak memiliki potensi tsunami. Hingga saat ini, tim SAR gabungan secara terus menerus melakukan pencairan korban yang masih hilang. Dari berbagai bangunan, salah satu bangunan yang terkena dampak yang lumayan parah dari gempa ini adalah kantor gubernur Sulbar.

Kedua, gempa di Papua Barat, Teluk Bintuni. Gempa tektonik dengan kekuatan 5,2 SR juga melanda Teluk Bintuni di pukul 01.42 pada tanggal 25 Januari. Dari hasil analisis BMKG, lokasi gempa ini berada di darat dengan jarak 32 km Barat Laut, Bintuni. Dari hasil pemodelan yang dilakukan oleh BMKG, gempa in i tidak menunjukkan potensi terjadinya tsunami. Namun, masyarakat harus tetap berhati-hati.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, potensi risiko bencana bisa semakin meningkat di bulan Februari dan Maret 2021. Oleh sebab itu, kita harus lebih waspada, hindari berpergian ketika cuaca sedang kurang baik. Selain itu, selalu perbarui informasi yang berkaitan dengan kondisi cuaca serta rentetan bencana alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *