Antara Vaksin dan Protokol Kesehatan Jalan Beriringan

Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi), selalu mengingatkan untuk tarik lepas rem demi menghadapi situasi pandemi, salah satunya melalui program vaksinasi dan protokol kesehatan. Hal ini dikarenakan persebarannya tidak kunjung surut. Sangat diharapkan adanya kerja sama berbagai pihak demi upaya pencegahan dapat terlaksana dengan baik.

Ditemukannya vaksin serta uji coba yang menunjukkan tingkat efikasinya cukup baik memberikan harapan bagi masyarakat agar segera terhindar dari bencana ini. Tidak hanya berdiam saja, pemerintah bersegera bergerak cepat dengan memesan serta melakukan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia, dimulai dengan urutan prioritas tertentu.

Namun Indonesia masih belum bisa sepenuhnya merasa aman atau berbahagia, karena masalah riil masih ada di depan mata. Persebaran di berbagai daerah semakin meningkat mendorong dilakukannya upaya pencegahan dengan mengadakan PSBB tahap 2. Diharapkan selain membatasi pergerakan juga meningkatkan kesadaran ada protokol kesehatan.

[irp]

Apa itu Vaksin Virus Corona?

Vaksinasi dan protokol kesehatan merupakan upaya nyata dari pemerintah untuk mencegah persebaran virus. Vaksin sendiri merupakan zat yang dapat memicu antibodi di dalam tubuh manusia aktif serta menghasilkan pertahanan terhadapnya. Dibuat dari mikroba yang dilemahkan atau mati, toksinnya, atau salah satu proteinnya.

Ketika zat tersebut masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan segera membentuk proteksi terhadapnya, hingga menghancurkannya. Dengan demikian manusia akan memiliki sistem kekebalan tubuh untuk mengenali penyakit dengan penyebab sama. Hal ini juga terjadi pada vaksin covid-19. Diharapkan masyarakat akan memiliki imunitas terhadapnya.

Perlu diketahui bahwa vaksinasi bukanlah pemberian obat, seperti ketika orang sedang sakit maka ia akan sembuh. Melainkan diberikan kepada orang sehat, dengan harapan akan terbentuk sistem kekebalan tubuh. Ada beberapa hal dalam tubuh manusia setelah vaksinasi, seperti lebih cepat mengenali virus lalu menetralkannya sebelum menginfeksi.

Vaksin sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi orang Indonesia, salah satunya melalui program imunisasi. Namun memang disadari edukasi terhadap pentingnya hal ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Salah satu kekhawatiran masyarakat adalah tingkat keamanannya serta keterjangkauannya, mengingat betapa mengerikannya pandemi ini.

Namun pemerintah senantiasa berhati – hati dalam mempertimbangkan serta memutuskan permasalahan ini. Mulai dari mengadakan berbagai penelitian, uji coba, serta mengerahkan sumber daya demi keselamatan warganya. Namun vaksinasi dan protokol kesehatan haruslah berjalan berdampingan, karena salah satunya pemberian vaksin tidak dapat dilakukan secara cepat.

Ada Prioritas Utama dalam Pemberiannya

Disadari penduduk Indonesia sangat besar jumlahnya, pasti memerlukan waktu agak lama agar setiap orang mampu memperoleh vaksinasi, tidak bisa instan maupun serentak. Baik dikarenakan ketersediaannya maupun karena proses edukasinya. Akhirnya dibentuklah kategori – kategori prioritas penerimanya, dengan demikian diharapkan dapat efektif dalam mencegah persebarannya.

Adanya prioritas dalam pemberiannya ini semakin mendorong agar pelaksanaan vaksinasi dan protokol kesehatan selalu jalan beriringan. Terutama untuk masyarakat luas, banyak sekali pelanggaran – pelanggaran, seperti tidak mengenakan masker, membuat kerumunan, atau tidak mematuhi anjuran dari pemerintah tentang PSBB tahap 2.

Adapun prioritasnya yang pertama diberikan kepada tenaga medis dan petugas pelayan publik. Dikarenakan mereka adalah pihak garda terdepan, mereka berhadapan langsung dengan penderita Covid-19. Sehingga memiliki risiko terjadi penularan tinggi. Selain itu perannya juga sangat penting, sehingga harus mendapatkan perlindungan terlebih dahulu.

Pemberiannya akan secara bertahap diperluas, terlebih ketika ketersediaannya semakin banyak serta masyarakat juga sudah siap menerimanya. Tidak perlu khawatir terhadap biaya, pemerintah telah berkomitmen bahwa akan menggratiskan kepada masyarakat tanpa ada persyaratan apapun. Dengan Demikian diharapkan mampu memutus tali penyebarannya dan mengakhiri pandemi.

Namun masyarakat tidak boleh menganggap ini sebagai kesempatan untuk bebas beraktivitas di luar. Ancamannya masih nyata, angka persebarannya masih tinggi dan belum melandai. Adanya harapan baik akan dapat tercapai ketika adanya kesadaran serta kerja sama antara pemerintah dengan rakyatnya, vaksinasi dan protokol kesehatan harus beriringan.

Mengapa Harus Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan?

Meskipun dalam kondisi pandemi, tidak memungkinkan untuk menekan setiap orang agar tetap berada di dalam rumah atau melakukan isolasi. Karena roda ekonomi juga harus tetap jalan agar ketahanan dan keberlangsungan hidup dapat tetap terjaga. Namun jika dibiarkan bebas seperti sebelum pandemi juga berisiko meningkatkan persebarannya.

Salah satu bentuk upaya pencegahannya adalah dengan memberikan peraturan tentang protokol kesehatan. Yaitu sebuah aturan dan ketentuan agar aktivitas di luar rumah selama pandemi Covid-19 dapat berjalan dengan aman. Sifatnya wajib dipatuhi oleh seluruh pihak. Dengan harapan meskipun harus aktivitas di luar, tidak membahayakan diri dan orang lain.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam program vaksinasi dan protokol kesehatan, setiap pihak yang sedang ada di fasilitas dan tempat umum harus menjalankan kewajiban tertentu sesuai perannya. Beberapa tempat umum yang dimaksud adalah pasar, perbelanjaan, penginapan, restoran, jasa perawatan dan kecantikan, kegiatan keagamaan, dan modal transportasi.

Perannya berbeda – beda, seperti bagi seorang pengelola wajib melalukan sosialisasi. Sebagai pekerja harus memastikan kondisi sehat serta memastikan setiap ruangan bersih. Sedangkan sebagai pengunjung harus mematuhi anjuran jaga jarak dan mengenakan masker. Peran masyarakat sangat diapresiasi agar program vaksinasi serta protokol kesehatan dapat berjalan beriringan.

[irp]

Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Sebagai Harapan Bangkitnya Ekonomi

Seperti anjuran Pak Jokowi dalam menghadapi tantangan ekonomi, harus seimbang antara rem dan gas. Tidak boleh berhenti total, tetapi tidak juga dibolehkan bebas serta mengabaikan risiko kesehatan. Salah satunya melakukan normalisasi keadaan dan mencegah rantai persebaran covid-19. Membentuk komunitas yang aman.

Melalui vaksinasi, akan meningkatkan imunitas penduduk sehingga potensi terjangkitnya akan berkurang drastis. Terlebih jika program dalam dijalankan hingga mencapai 70% dari total populasi, akan terbentuk namanya herd immunity. Dengan demikian aktivitas dapat dilaksanakan secara normal kembali, namun membutuhkan waktu cukup lama.

Disisi lain agar menjaga roda ekonomi serta memastikan daya beli masyarakat, berbagai upaya dilakukan. Seperti memberikan bantuan sosial, mendorong perkembangan UMKM, menganjurkan peralihan ke dunia digital, serta melakukan edukasi kesehatan. Dengan demikian kegiatan ekonomi masih dapat berjalan, meskipun pelan tetapi memberikan secercah harapan.

Dorongan untuk beralih ke dunia digital kini semakin diterima oleh rakyat Indonesia. Perlahan mulai beralih pada aplikasi digital, mulai dari membeli makanan, melakukan pembelajaran serta seminar, atau mengembangkan berbagai industri kreatif berbasis digital. Memang masih baru, tetapi inovasi anak muda diharapkan menumbuhkan iklim ekonomi baru.

Meskipun Indonesia sedang dilanda berbagai musibah serta pandemi berkepanjangan, namun pemerintah tidak pernah menyerah menghadapinya. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari sisi kesehatan, pendidikan, serta ekonomi. Namun partisipasi masyarakat tetap diperlukan, terlebih dalam mendukung program vaksinasi dan protokol kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *